SWASEMBADA PUPUK PERTANIAN MELALUI MEKANISASI KOMPOS ORGANIK

Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dengan bijak untuk menjaga ekosistem lingkungan dan mendukung keberlangsungan ekonomi. Salah satunya adalah pengelolaan sampah organik. Pertanian di Indonesia, khususnya di Kabupaten Jembrana, Bali semakin ketergantungan menggunakan pupuk anorganik yang dirasa lebih instan dalam pemeliharaan tanaman. Namun hal ini dirasa memiliki dampak yang kurang baik bagi kualitas hasil panen karena mengandung bahan kimia.

Para petani sepakat untuk mendaur ulang segala jenis tanaman organik yang kemudian akan diolah menjadi kompos. Perlengkapan yang di butuhkan perlu dilengkapi dengan alat yang berbasis IoT yaitu kompos meter. Kompos meter berfungsi untuk mengukur pH, humidity, dan temperatur di dalam box komposter yang kemudian hasil pengukuran ersebut akan dikirimkan ke IoT Cloud untuk dimonitoring.

Pemberian bantuan berupa peralatan pembuatan kompos organik yang dilengkapi dengan kompos meter yang berbasis IoT sangat dibutuhkan oleh kelompok tani “Sari Karya” untuk mengolah sampah organik menjadi kompos organik. Oleh karena itu tim pengabdian masyarakat akan memberikan bantuan berupa peralatan pembuatan kompos organik yang dilengkapi dengan kompos meter.

Seluruh hasil dari pengukuran monitoring selama proses pembuatan kompos ini dikirim dan ditayangkan pada platform IoT Cloud Google Firebase yang untuk kedepannya bisa dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan Machine Learning. Diharapkan dari model klasifikasi yang diperoleh dari Machine Learning dapat membantu proses pembuatan kompos yang lebih optimal.

SWASEMBADA PUPUK PERTANIAN MELALUI MEKANISASI KOMPOS ORGANIK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *