Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki lahan pertanian yang cukup luas sehingga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Industri pertanian memiliki beberapa subsektor, salah satunya adalah subsektor hortikultura. Subsektor ini cukup banyak diminati oleh para patani karena memiliki hasil panen yang diminati oleh konsumen dan memiliki harga jual yang relatif menguntungkan.
Pertanian di Indonesia, khususnya kelompok tani sari karya yang terletak di Desa Kaliakah, Kabupaten Jembrana, Bali memiliki keluhan terhadap faktor cuaca yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Bali dikenal dengan daerah yang memiliki cuaca panas membuat para petani mengeluh karena perlu mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk membeli air dan membayar tenaga kerja untuk menyiram tanaman karena tanaman hortikultura memerlukan tingkat kelembapan tanah yang stabil.
Berdasarkan permasalahan tersebut tim pengabdian masyarakat memberikan banntuan mesin water spinkler. Alat penyiraman sprinkler ini mampu menembakkan air ke atas sehingga membentuk hujan dengan jangkauan sampai 30 meter. Alat penyiraman sprinkler yang dilengkapi dengan perangkat IoT mampu mengirimkan data kelembapan tanah dan data ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penyiraman kembali. Otomasi mekanisasi penyirman menggunakan water sprinkler ini mampu menekan biaya penyiraman dan meringankan pekerjaan petani.